Sabtu, 24 April 2010

KISAH JENDRAL DAN PETAI

Petai, yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia penggemar petai adalah Petai yang biasa dimakan dengan cara di sambel, digoreng, dipanggang, di campur dengan sayur lain atau dimakan mentah sebagai " lalapan " atau petai Cina yang bahasa Jawanya di sebut Lomtoro, bahkan di jamannya Pak Harto dikembangkan jenis unggul yang disebut Lomtoro Gung.
Kita tidak membahas masalah Petai ini secara Ilmiah, karena memang pengetahuan saya blank soal apa itu petai secara akademis. Namun yang saya akan ceritakan ini berta hebatnya Peranan PETAI terhadap seseorang bila telah menjadi penggemar Petai.

Adalah seorang Jendral, yang sangat hoby makan Petai ( mungkin dari Jawa Barat kaleeeeeeee). Sang Jendral akan tidak jadi makan karena seleranya hilang bila setiap makan baik pagi, siang atau malam bahkan saat dirumah, di restoran berkelas, bahkan pada saat kunjungan ke Luar negeri, kalau makan harus ada PETAI, sebagai lalapan. Singkatnya Petai is his favorite ( he he ).
Suatu hari Sang Jendral diperintahkan Presiden untuk mengunjungi suatu Negara untuk menghadiri undangan dalam rangka perjanjian Pertahanan Negara .
Saat akan berangkat, dia sudah memerintahkan isterinya agar pembantunya, menyediakan satu Tas kecil untuk membawa bekal yang tidak lain adalah se ikat Petai

Singkat cerita Sang Jendral, sebelum ke Air Port menuju kantor untuk mengambil dokumen penting dan Sang supir disuruh kewmbali kerumah untukmengambil Kopr dan perlengkapan lainnya untuk langsung ke Bandara.
Karena terburu-buru , sang Supir tidak menanyakan apa saja yang harus diambil kecuali Sang Jendral hanya memerintahkan mengambil Tas, sdgkan tas Kecil berwarna merah berikan petai tidak disebut Sang Jendral.
Sebagai seorang Perwira Tinggu keberangakatan sang Jendral di antar dengan Mobil Nguik-nguik dan lampu merah berkedip-kedip dan sepeda motor yang dikendaraai Petugas yang memerintahkan kendaraan lain minggir agar jalannya kendaraan sang Jendral tidak terhalangi

Berangkatlah sang Jendral menuju Negara yang dituju, dengan pesawat khusus dan dikawal oleh 4 buah pesawat pemburu yang membentuk formasi sampai dilepas pada wilayah penerbangan Internasional.

Tepat sebelum Lohor, pesawat sudah mendarat di tempat tujuan dan disambut oleh Duta Besar dan para Atase Militer serta Tuan Rumah dengan upacara kebesaran dan berjalan diatas permadani Merah. Langsung mengadakan temu bicara dengan para wartawan dan media lainnya.

Disingkat lagi nih (jangan kepanjangan). Sang Jendral disilahkan istirahat sebentar untuk kemudian akan makan siang bersama dengan Duta besar dan meneteri Pertahanan Negara tsb.

Pada saat dipersilahkan memasuki ruang makan, Sang Jendral bertanya pada ajudannya. " Tss Merah saya tolong ambilkan ". Sang Ajudan kaget, karena tas yang dibawa Pak Jendral hanya dua satu Hitam dan satu Abu-abu tidak ada Tas Merah.

Siap !! Jendral, kata Ajudan, Tas Merah mana Jendral. sang jendral menjawab Tas merah yang selalu saya bawa kalau ada kunjungan resmi. Siap Jendral kata ajudannya. Tidak ada Jendral.

Sang Jendral lantas diam dan nampak lesu. dan waktu masuk ke ruang makanan dia tampak tidak bersemangat dan itupun berimbas pada nafsu makannya.
Kemudian dengan sopan dia berucap sama hadirin yang ikut akan makan siang bersamanya . Maaf Bapak-Bapak, saya tidak enak makan dan nafsu makan saya hilang.
Masalahnya ada barang yang berisikan sesuatu yang penting hilang dan tidak diketahui dimana tempatnya yang ditematkan di dalam Tas berwarna merah hati dan sedang diusahakan untuk mencari dan menemukannya.

Untuk itu saya minta maaf krn tidak bisa makan bersama-sama dan saya minta izin istirahat di kamar.

Dilain tempat, kabar Jendral kehilangan Tas Merah sudah masuk ke Pusat Intelejen Negara yang bersangkutan, siaga penuh segera dilakukan, perintah untuk menemukan dengan segala cara dilakukan. Polisi, CPM, Satpol PP berkeliaran melakukan pemeriksaan. Setiap orang dicurigai, Mobil-mobil distop, kalau lambat digebuki, Pokoknya dalam waktu 1 jam Tas merah harus dikemukan.

Cerita punya cerita dikeluarkan Perintah agar mencekal seluruh orang akan berpergian ke luar negeri dan memeriksa semua bawaannya. Taksi, Bis, semuanya digeledah, mobil pribadi dihadang dan di introgasi serta diperiksa kelengkapan dan juga bawaan mereka dengan mengunakan Metal detektor. Namun sudah hampir 1 Jam tidak ada tanda-tanda diketemukan.
Korban sudah berjatuhan, sudah ratusn orang ditahan, sudah banyak yang babak belur dipukuli oleh Polisi dan Sat Pol PP karena menyulitkan pemeriksaan. Namun hasilnya NIHIL.

Di Tanah air Sang Pembantu menyapu rumah dan diketemukanlah Tas Merah ternyata ada di atas korsi di Garasi, ternyata tidak terbawa oleh supirnya. Sang Pembantu melapor kepada Istri Sang Jendral bahwa Tas Merah Bapak ketinggalan.

Sang Nyonya sudah tahu adat suaminya, lantas dengan menggunakan saluran Internasional yang aman menelpon suaminya (maklum kalau disadap kan malu) bahwa Tas Merah tempat menyimpan lalapannya ketinggalan .

Sang Jendral kemudian memerintahkan agar segera mengambil Tas dengan menggunakan Pesawat tempur tercepat yang dipakai di negara tersebut, karena Kepala Angkatan Bersenjatanya merasa bersalah karena tidak menjaga barangnya sang Jendral.

Berangkatlah 4 pesawat tempur ke Negeri sang Jendral khusus mengambil Tas merah dan karena pesawat yang digunakan kecepatannya 100 kali kecepatan suara dalam tempo setengah jam sudah datang kembali dan dengan dikawal oleh mobil militer dengan segala Nguik-nguiknya sarinenya
Tas merah sudah diketmukan , tas yang dibenak para ajudan dan pengawal serta Tuan Rumah berisikan DOKUMEN PENTING dibawa ke kediaman Jendaral. Dan dengan upacara kecil Tas Merah diserahkan.

Begitu Tas diterima, Sang Jendral mengucapkan terima kasih dan langsung masuk kamar memeriksa isinya. Ternyata Petainya aman. Sejenak kemudian dia keluar dan mengumumkan kepada semua Pengawal, Ajudan dan Para Menteri dan para wartawan yang menunggu penjelasan Jendral bahwa semunya aman dan terkendali, Barang yang dimaksud sudah diketemukan dan yang penting sekarng tolong sediakan hidangan tersendiri di kamar karena dia merasa lapar.

Ada-ada waeeeee
Abah bae